Studium Generale: Urban Studies Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
STUDIUM GENERALE PWK-UNTAN: Marco Kusumawijaya Menyampaikan Materi Tentang “Pengetahuan Tempatan Untuk Memulihkan Alam”
Pada Kamis 14 April 2022 yang lalu, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Tanjungpura menyelenggarakan kuliah umum. Dengan mengundang Marco Kusumawijaya, seorang arsitek dan urbanis Indonesia serta penggiat kota ekologis yang berkeadilan, kuliah umum kali ini membahas tentang “Pengetahuan Tempatan Yang Memulihkan Alam”.
Kuliah umum ini dilatarbelakangi oleh adanya keperihatinan pada berbagai persoalan kerusakan lingkungan dan bencana alam yang semakin sering terjadi akibat krisis iklim. Seperti kita ketahui, akhir Februari 2022 lalu PBB melalui Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) baru saja merilis laporan IPCC ke-6 tentang dampak perubahan iklim pada manusia, yang merinci langkah-langkah adaptasi terhadap perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan suhu global. Laporan kedua dari 3 laporan Assessment Report ke-6 ini lebih komprehensif dibandingkan laporan-laporan IPCC sebelumnya, dimana pengetahuan tempatan (yang meliputi pengetahuan masyarakat adat, pengetahuan masyarakat lokal, maupun citizen science) semakin dipertegas dan dianggap sebagai modal penting dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Artinya, pentingnya akan pengetahuan tempatan ini sudah menjadi komitmen global.
Jurusan perencanaan wilayah dan kota merasa perlu mengangkat diskusi ini. Karena saat ini lebih dari setengah penduduk dunia yg berjumlah 8 milyar itu merupakan penduduk perkotaan, dan tren urbanisasi ini terus meningkat, hingga diperkirakan tahun 2050 (tidak sampai 30 tahun lagi) diperkirakan lebih dari 70% penduduk dunia akan tinggal di perkotaan, dan masyarakat perkotaan umumnya menjadi kelompok yang paling terdampak oleh berbagai bencana akibat krisis iklim seperti yang sudah sering terjadi saat ini. Sehingga sangat relevan bagi bidang keilmuan PWK untuk turut mencari solusi ke depannya.
Marco Kusumawijaya, arsitek dan urbanis lulusan Universitas Parahyangan dan KU Leuven, Belgia, adalah penggiat di bidang arsitektur, lingkungan, urbanisme, dan seni. Beliau telah menulis beberapa buku tentang isu-isu perkotaan dan saat ini menulis panjang sebuah buku tentang kota-kota Indonesia. Beliau menjabat sebagai ketua Dewan Kesenian Jakarta (tahun 2006-2010) dan salah satu pendiri RUJAK Center for Urban Studies (tahun 2010). Beliau juga merancang program di pusat pembelajaran keberlanjutan di Yogyakarta, yang bernama Bumi Pemuda Rahayu. Beberapa buku beliau yang sudah terbit di antaranya: (1) Mengubah Dunia, Usahawan Sosial dan Kekuatan Gagasan Baru, terjemahan dari bukunya David Bornstein yang berjudul How to Change the World, Social Entrepreneurs and the Power of New Ideas, 2004. (2) Jakarta Metropolis Tunggang Langgang, 2004; (3) Kota Rumah Kita, 2005; (4) Siak Sri Indrapura, terbit dalam versi bahasa Indonesia (2005) dan bahasa Inggris (2007). Saat ini Marco juga menjadi kurator di salah satu program fellowship seni Mekong Cultural Hub, selama bulan Maret - Oktober 2022.