Teknik Lingkungan Untan Sosialisasikan Pembuatan Kompos di Bengkayang
Dosen dan mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura mengadakan sosialisasi pembuatan kompos organik yang bertempat aula Kecamatan Bengkayang, Selasa (11/7).
Peserta yang hadir dikegiatan ini merupakan perwakilan dari masing-masing perangkat desa yang ada di Kecamatan Bengkayang.
Sosialisasi ini diadakan dengan tujuan agar masyarakat bisa lebih mandiri, terutama dalam pembuatan kompos, karena rata-rata masyarakat di Bengkayang berprofesi sebagai petani yang tentunya sosialisasi pembuatan kompos ini sangatlah berguna untuk membantu mereka.
Kegiatan sosialisasi diawali dengan pemberian informasi mengenai manfaat pupuk kompos serta teori pembuatannya. Kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan pupuk kompos.
“Harga pupuk di Desa Tawang Kabupaten Bengkayang sangat mahal yakni mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah per karung, makanya ini bisa jadi solusi buat desa kami,” ujar Said Seketaris Desa Tawang.
Menurutnya, akses dan mobilisasi ke daerah tersebut lumayan jauh, dan susah untuk dilewati lantaran jalannya yang rusak serta becek kalau hujan. Tentu saja dengan kondisi yang seperti itu sangat menyulitkan petani, sehingga harga pupuk di daerahnya relatif mahal.
Masyarakat Kecamatan Bengkayang sangat antusias saat mengikuti sosialisasi, dan hal itu terlihat dari semangat warga saat bertanya kepada dosen, dan mahasiswa tentang bagaimana cara membuat pupuk tersebut.
Adapun metode yang digunakan untuk membuat kompos adalah Takakura Home Method Composting, yaitu sebuah metode pembuatan kompos yang ditujukan untuk mendaur ulang sampah dapur.
Kompos bisa dibuat dari bahan-bahan organik yang banyak tersedia di kampung seperti kotoran sapi, arang sekam dan dedaunan serta sampah dapur, dimana semua bahan memiliki kandungan unsur hara tinggi bagi tanaman, khususnya unsur makro N, P, dan K.
Kompos yang berasal dari bahan organik tersebut dapat membantu memperbaiki sifat fisika, kimia, maupun biologi tanah sehingga kesuburan tanah tetap terjaga.
Apalagi kompos dapat dibuat sendiri dari bahan-bahan yang mudah ditemukan, sehingga tidak memerlukan biaya banyak dalam pembuatannya.
Selain sosialisasi pembuatan kompos organik, Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura juga menghibahkan alat pencacah sampah organik.
Mesin pencacah itu merupakan hasil karya mahasiswa yang dapat mencacah sampah menjadi ukuran yang lebih kecil untuk dijadikan bahan pupuk kompos. Sehingga masyarakat tidak perlu repot-repot mencincang sampah secara manual.